KALAJALA’24 – Melihat Air Bekerja  

ART | EXHIBITION AND ART CULTURE FESTIVAL | TULUNGAGUNG | 2024 

Sebuah festival seni budaya lintas disiplin yang padat agenda berisi dan karya-karya menarik. Begitulah Readesign Magazine melihat KALAJALA 2024 – Melihat Air Bekerja, sebuah festival seni budaya lintas disiplin yang diselenggarakan oleh Gulung Tukar dan digelar di Tulungagung. Diambil dari kata “Kala” dan “Jala” yang berarti “waktu atau momen” dan “air”, festival ini mencoba mengeksplorasi gagasan air sebagai elemen hidup yang membentuk identitas, budaya, dan sejarah masyarakat. KALAJALA menghadirkan beragam partisipan dengan pendekatan lintas disiplin untuk menyoroti kelindan hubungan antara air dan kehidupan.  

KALAJALA tidak hanya hadir sebagai sebuah festival seni budaya lintas disiplin, namun juga digagas sebagai sebuah trilogi yang terdiri dari: “KALAJALA: Melihat Air Bekerja” (2024), yang menyoroti air sebagai elemen vital dan entitas hidup; “KALAJALA: Mencipta Ombak Bersama” (2025), yang mengeksplorasi dinamika ombak sebagai simbol perubahan dan kekuatan alam; dan “KALAJALA: Menyusuri Sungai Kita” (2026), di mana setiap edisinya membawa tema yang menggali lebih dalam pemahaman narasi lokal tentang sungai, budaya, dan sejarah, serta hubungan manusia dengan air sehingga dapat dikelola menjadi karya atau program seni yang reflektif dan progresif. Nama tersebut digagas dengan tujuan untuk menghidupkan kembali narasi tersebut melalui berbagai karya serta program kreatif dan interaktif. 

Tema melihat air bekerja mencakup pengertian yang cukup dalam mengenai kota Tulungagung. Tulungagung sebagai sebuah kota dengan sejarah panjang yang berakar dalam hubungan eratnya dengan air, menjadikan tema ini banyak mengeksplorasi air sebagai elemen fisik dan entitas hidup yang menghidupi. Berdasarkan dokumentasi artistik dalam buku Tirto Cipto yang dirilis oleh Gulung Tukar, tema ini menelusuri narasi sejarah, budaya, dan spiritualitas yang menyatu dengan air di Tulungagung, dari cerita rakyat hingga kajian ilmiah tentang air sebagai medium yang menyimpan cerita dan kenangan. 

Selain karya dari seniman residensi, KALAJALA 2024 – Melihat Air Bekerja juga menampilkan karya-karya dari seniman asli Tulungagung di antaranya Anugrah Natalin Nilawati, Bayu Ratmanda, Hendra May Setiawan, dan Kartika Indah. Sementara seniman-seniman dari luar kota Tulungagung di antaranya adalah Anggraeni Widhiasih (Jakarta), Bethara Lendir (Nganjuk), Fauzy Rosdiyanti (Garut), Ganang Winaryadi (Pacitan), Ginda Citra Dewi Sugianto (Kediri), Indira Natalia (Jakarta), Infinity Lab x Analog Kediri (Kediri), Sulam Iman (Sidoarjo), Rexi Ibrahim Yunior (Kupang), Restu Ratnaningtyas (Yogyakarta), Tenggara Studio (Tulungagung), Woman Ngalam Bergerak (Malang), dan Zumna Arifatul Khusnia (Blitar). 

Dalam pembukaan KALAJALA yang diselenggarakan pada 1 September 2024, kurator KALAJALA, Benny Widyo menuturkan, “Melalui Kalajala yang menampilkan berbagai ekspresi artistik, kami berusaha untuk memperbanyak terjadinya proses pertukaran gagasan dan memungkinkan ekosistem seni yang berkelanjutan. Residensi, proyek seni, program publik, termasuk diskusi, lokakarya, presentasi, dan pertunjukan seni, diharapkan membuka ruang bagi interpretasi baru tentang air dan perannya dalam kehidupan sehari-hari, menyediakan platform bagi para pelaku seni budaya dan Masyarakat umum untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Sedangkan pameran seni diharapkan mampu memberikan visualisasi tentang hubungan manusia dan air”. 

Benny Widyo dan Monis Pandu Hapsari dalam KALA PEMBUKA – foto oleh Gulung Tukar

Festival seni budaya yang didukung penuh oleh Dana Indonesiana – Kemendikbud – LPDP ini diselenggarakan pada 1 September – 15 September 2024 di Afa Ada Grosera, Tulungagung ini menyuguhkan berbagai macam program publik selain pameran karya seni setiap harinya. 

1 September 2024 – KALA PEMBUKA 

Di hari pembukaan KALAJALA, terdapat dua agenda utama, yaitu Curatorial Speech dan Presentasi #TulungagungArtProgram oleh Benny Widyo dan Monis Pandu Hapsari dan Live Music and Performance menghadirkan Yanson & The Roots Brother, Rapper Perhutani, dan Neilos Art Dance di panggung Kalajala untuk memeriahkan pembukaan festival sebagai ruang bagi seni pertunjukan, dan performa. Khusus hari pertama pembukaan, pameran gratis tiket masuk. Pengunjung berdatangan dan antusias dengan pameran ini. 

Live Music Performance – foto oleh Gulung Tukar
Suasana pembukaan pameran – foto oleh Gulung Tukar
Performance Art oleh Farid Sugiharto – foto oleh Gulung Tukar

2 September 2024 – KALA WICARA 

Selain pameran yang dibuka sejak pukul 15.00, setiap harinya selalu ada program publik yang bisa diikuti. Di hari kedua ini, talkshow atau diskusi Kala Wicara: Artist Talk #1 menghadirkan para seniman yang mengikuti program residensi Kalajala sendiri, yaitu Antonius Ipur dari Denpasar dan Petra Patria dari Jakarta yang melakukan kolaborasi dengan siswa-siswi SDN Serut 1 dari Tulungagung, Lelaku Studio dari Yogyakarta, Rakhmi Fitriani dari Bandung, dan Thalia Silfiana dari Trenggalek. Diskusi yang berlangsung mulai dari pukul 19.00 – 20.30 WIB ini dimoderatori oleh Luna Hapsari. 

3 September 2024 – KALACIPTA #1 

#KALACIPTA adalah salah satu sub-program dari #KALAJALA yang mengajak peserta untuk terlibat dalam sebuah lokakarya praktis dalam membuat sesuatu. Pada edisi pertama ini, Lelaku Studio dari Bantul memperkenalkan alternatif pengolahan sampah yang mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Lokakarya ini dibawakan dengan tujuan untuk meminimalisir salah satu sampah yang sering kita temui, yaitu tutup botol. Dalam KALACIPTA #1 ini, Lelaku Studio menunjukkan bagaimana sampah tutup botol dapat diubah menjadi aksesoris yang unik. Secara telaten pun, Lelaku Studio membimbing teman-teman peserta workshop untuk mengubah tutup botol menjadi sebuah pin dengan bentuk dan warna yang unik . Acara yang berlangsung selama tiga jam mulai dari pukul 16.00 – 19.00 ini gratis dan terbatas hanya untuk 16 peserta. 

4 September 2024 – KALA WICARA 

“Empat Sudut, Lima Pancar – Praktik Kolektif Ekosistem Sekitar”.  

Tahun ini, Gulung Tukar dalam Kalajala, secara khusus menghadirkan silang residensi dalam tajuk Empat Sudut, Lima Pancar, di empat sudut mata angin di sekitar kota Tulungagung, yaitu Trenggalek, Kediri, Blitar, dan kota Tulungagung sendiri. Catur Tutud Priambodo, mewakili Gulung Tukar, melakukan silang residensi ke Serikat Suket, Trenggalek. Di sisi lain, Latifunnuha Dalhar, mewakili Serikat Suket, melakukan silang residensi ke Suddenly Movement x Sekitar Institute, Kediri. Adapun Muhammad Izzat Qurtubi, mewakili Suddenly Movement, residensi silang ke Omah CAM, Blitar. Sedang Farid Sugiharto, mewakili Omah CAM, berresidensi ke Gulung Tukar, Tulungagung. 

Narasumber dan moderator Kala Wicara #2 – foto oleh Gulung Tukar

Inisiasi kolaborasi antara Gulung Tukar dan empat kelompok seni dari kota-kota sekitar Tulungagung, Kala Wicara: Empat Sudut Lima Pancar menghadirkan diskusi mendalam mengenai praktik kolektif di ekosistem seni lokal. Program ini mempertemukan seniman dari berbagai latar belakang dan disiplin untuk berbagi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman artistik. Tidak hanya berfokus pada penciptaan karya, inisiatif ini juga bertujuan memperkuat jaringan seni budaya di sekitar kita. 

Dalam sesi ini, para pengunjung yang hadir mendengarkan wawasan dari empat perwakilan kolektif seni yang telah berkolaborasi: Alfire Adimas dari Suddenly Movement (Kediri), Sam Oemar dari Sekitar Institute (Kediri), Farid Sugiharto dari Omah CAM (Blitar), dan Saga Tanjung dari Serikat Suket (Trenggalek). Mereka berbagi pengalaman unik mereka dalam membangun dan memperkaya ekosistem seni melalui kerja sama lintas kota. 

5 September 2024 – KALA SINEMA #1 

Sesuai dengan #Kalajala yang bertajuk ‘Melihat Air Bekerja’ #KalaSinema edisi pertama ini merupakan sebuah penayangan film yang diantaranya mengeksplorasi muatan isu tentang dinamika relasi manusia dengan air, sehingga tercipta sebuah kebudayaan, sejarah, hingga identitas manusia. 

Kala Sinema #1 – foto oleh Gulung Tukar

Film-film yang ditayangkan pada sesi kali ini di antaranya, film fiksi “Laut Masih Memakan Daratan” karya Studio Murp, film fiksi “Maskumambang” karya Rame-Rame Jakarta, dan film dokumenter “Sama Bagai” karya Gama Dharma Foundation. Screening film berlangsung pada pukul 19.00 hingga selesai. Terbatas untuk 50 penonton dan gratis. 

Kala Sinema #1 – foto oleh Gulung Tukar

“Laut Masih Memakan Daratan” 

Setelah 11 tahun, Arga (24), seorang sineas dokumenter, kembali ke desa masa kecilnya yang terendam rob. Ia kembali untuk berziarah ke makam neneknya. 

“Maskumambang” 

Film pendek produksi Rame-Rame Jakarta (RRJ) yang menggambarkan resiliensi masyarakat urban dalam menghadapi banjir. Melalui inovasi, mitigasi, dan mitologi modern, film ini menyoroti komunitas di Kampung Poncol, Jakarta Selatan, yang menerima banjir sebagai bagian dari kehidupan. Film dokumenter eksperimental ini merupakan hasil kolaborasi selama 4 tahun antara penduduk lokal dan peneliti-peneliti RRJ mendalami realita hidup bersama banjir, serta mengidentifikasi strategi-strategi yang dapat dilakukan untuk beradaptasi dengan ketidakpastian iklim. Film ini menyoroti cara-cara unik dan mengejutkan warga dalam memprediksi, mempersiapkan, dan pulih dari banjir. 

“Sama Bagai” 

Sejak mulai tinggal di rumah tancap secara permanen, Suku Bajo mulai memiliki interaksi dan ketergantungan terhadap orang darat. Interaksi tersebut membawa pengaruh besar terhadap identitas dan eksistensi kebudayaan lokal Bajo itu sendiri. Selain itu, interaksi dengan darat juga menimbulakan gesekan dan pendapat saling berselisih. 

6 September 2024 – KALACIPTA #2 dan KALA PERFORMA #1 

Pada edisi kedua #KALACIPTA kali ini, bersama Agnisa Wisesa, para peserta lokakarya melihat serta mempraktikkan langsung sebuah teknik cetak datar yang disebut dengan “Kitchen Lithography”. Kitchen Lithography sendiri merupakan sebuah teknik cetak yang memanfaatkan benda-benda ramah lingkungan seperti soda, alumunium foil, sirup, minyak goreng, dsb. Agnisa Wisesa hadir untuk memberikan edukasi mengenai teknik ini. Acara ini gratis dan terbatas untuk 15 peserta. Tekniknya kurang lebih mirip dengan cetak tinggi, seperti kita harus membalik/mirroring gambarnya supaya tercetaknya sesuai keinginan kita. Berlangsung dari sore hingga malam, para peserta memiliki kebebasan untuk mempelajari teknik ini dan menunjukkan kreativas yang beragam jenisnya. 

KALA PERFORMA merupakan salah satu sub-program yang mengajak penonton untuk turut menyaksikan serta merefleksikan perihal karya Zumna Arifatul Kusnia, anggota kolektif seni Perempuan Pengkaji seni, dengan tajuk Fishy-On Walks ‘Judicium Maris’. Karya ini terinspirasi oleh perempuan Nyungun di Pasar Ikan Pabean, Surabaya, dan merupakan bagian dari “Pabean Muse Project”. Nyungun yang berasal dari Kepulauan Madura, melambangkan ketahanan dan dedikasi mereka dalam mengangkut ikan segar, menunjukkan ketergantungan manusia pada air. Karya ini padat akan substansi, yakni mengeksplorasi hubungan antara manusia, air, dan kehidupan laut dalam konteks budaya sekaligus ekonomi lokal. Juga membahas dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan terhadap tradisi dan ekonomi lokal, menggabungkan seni instalasi dan performance art untuk mengangkat isu keberlanjutan dan perlindungan air. 

Perform ini diawali dengan live mural ikan ayam-ayam (Balistidae) yang mencerminkan perlawanan dan ketangguhan generasi perempuan serta mempertanyakan representasi perempuan dalam budaya patriarki. Sedang elemen-elemen visual yang digunakan Zumna Arifatul Khusnia ialah berasal dari konsep weton dari Rabu Pahing dan Sabtu Wage. Karya ini sarat akan pembahasan mengenai dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan terhadap perempuan, tradisi, dan ekonomi lokal. 

7 September 2024 – KALACIPTA: BAKAR FILM #5 

Pada KALACIPTA edisi ketiga kali ini, Infinity Lab bersama dengan Analog Kediri mengajak para pegiat dan penggemar fotografi untuk hunting-foto bersama disertai dengan lokakarya cuci film. Peserta diperbolehkan untuk menggunakan kamera apa pun. Selain itu, tersedia kamera analog yang dapat dipakai bergantian oleh peserta. Peserta yang beruntung mendapat doorprize berupa kamera SLR. 

8 September 2024 – KALA PERFORMA 2 

Bedhaya Ambadya Tirta. 

Kala Performa kali ini berupaya mengajak pengunjung, selain menyaksikan, juga untuk turut berpartisipasi dalam proses-proses pengkaryaan seni tari Bedhaya Ambadya Tirta. 

Tarian ini menggambarkan tujuh bidadari yang menari seperti air tenang, melambangkan tujuh aspek kehidupan manusia dalam ajaran teosofi, yaitu rupa, jiwa, lingga sharira, kama rupa, manas, buddhi, dan atma. Bedhaya Ambadya Tirta juga merupakan sarana meditasi untuk mengatasi tujuh hawa nafsu negatif (Saptatimira) dan mencapai ketenangan jiwa dan raga (suciptaning mintaraga). 

KALAJALA membuka ruang partisipasi sebagai peserta lokakarya tari bersama Anugrah Natalin Nilawati, berlokasi di Pendopo Agung Pantai Popoh — pukul 09.00 sampai 11.30. Kemudian disusul live performance tari pada pukul 15.00. 

9 September 2024 – KALA WICARA #2 

Pada KALAJALA edisi Kala Wicara: Artist Talk #2 kali ini adalah diskusi bersama seniman-seniman yang karyanya dipamerkan di pameran KALAJALA. Diantaranya, Anugrah Natalin dari Tulungagung, Tenggara Studio dari Tulungagung, dan Zumna Arifatul Khusnia dari Blitar. Diskusi ini terbuka untuk umum. 

11 September 2024 – JALAN GEMBIRA 

Jalan Gembira adalah kegiatan berjalan kaki dan melihat detail kota dengan lebih lamban. Di beberapa program Gulung Tukar sebelumnya, Jalan Gembira turut disertakan juga. Kali ini Jalan Gembira hadir kembali di antara padatnya program publik KALAJALA. 

12 September 2024 – KALA SINEMA #2 

KALA SINEMA kedua ini menyuguhkan penayangan film dengan muatan isu yang lebih variatif. Namun, tentunya tak lepas dari hiruk pikuk sehari-hari kita sebagai manusia dan berelasi dengan sekitarnya sehingga membentuk peradaban saat ini. 

13 September 2024 – KALA WICARA #3 

PPKD dan Keterlibatan Publik: Memahami, Mengakses, Memanfaatkan 
 
Kala Wicara edisi kali ini merupakan forum diskusi yang diinisiasi sebagai bagian dari rangkaian acara KALAJALA untuk membincang tentang Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) dan bagaimana keterlibatan publik bisa memperkaya dan memaksimalkan manfaatnya. Program wicara ini bertujuan untuk membuka ruang dialog antara pembuat kebijakan, pelaku seni, dan masyarakat dalam memahami pentingnya PPKD sebagai dokumen yang bukan hanya menjadi referensi, melainkan juga menjadi peta budaya yang hidup dan dinamis. 
 
Dengan menggandeng Koalisi Seni, Tim Penyusun PPKD, dan Perwakilan Pemerintah Kab. Tulungagung, Kala Wicara kali ini diharapkan menjadi momen kunci untuk memperkenalkan dan mendiskusikan strategi-strategi supaya hasil PPKD bisa diakses dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Program ini juga akan memberikan wawasan tentang bagaimana PPKD dapat digunakan oleh para praktisi seni dan budaya untuk merencanakan, mendokumentasikan, dan merespons dinamika kebudayaan lokal, yang pada akhirnya memperkuat identitas dan keberlanjutan kebudayaan kita bersama. 

Pameran 

Berikut detail karya seniman di pameran KALAJALA’24.

Karya Anggraeni Widhiasih – foto oleh Gulung Tukar
Karya Antonius Ipur – foto oleh Gulung Tukar
Karya Bayu Ratmanda – foto oleh Gulung Tukar
Karya Catur Tutud – foto oleh Gulung Tukar
Karya Farid Sugiharto – foto oleh Gulung Tukar
Karya Fauzy Rosidiyanti – foto oleh Gulung Tukar
Karya Ganang Winaryadi – foto oleh Gulung Tukar
Karya Ginda Citra – foto oleh Gulung Tukar
Karya Hendra May – foto oleh Gulung Tukar
Karya Indira Natalia – foto oleh Gulung Tukar
Karya Kartika Indah – foto oleh Gulung Tukar
Karya Latifunnuha Dalhar – foto oleh Gulung Tukar
Karya Lelaku Studio – foto oleh Gulung Tukar
Karya Rakhmi Fitriani – foto oleh Gulung Tukar
Karya Restu Ratnaningtyas – foto oleh Gulung Tukar
Karya Rexy Ibrahim – foto oleh Gulung Tukar
Karya Tenggara Studio – foto oleh Gulung Tukar
Karya Thalia Silfiana – foto oleh Gulung Tukar
Karya Woman Ngalam Bergerak – foto oleh Gulung Tukar
Karya Zumna Arifatul Khusnia – foto oleh Gulung Tukar

Pameran KALAJALA 2024, dapat dikunjungi dari pukul 15.00 – 21.00 WIB sampai tanggal 15 September dengan harga tiket masuk Rp 15.000 untuk semua usia. Tiket bisa didapatkan online melalui s.id/tiket-kalajala atau offline loket di lokasi Afa Ada Grosera. Informasi mengenai jadwal kunjungan dan program harian selanjutnya dapat diakses di website gulungtukar.org/kalajala atau Instagram @gulung.tukar.