ART | FESTIVAL | BLITAR | 2024
Selama tiga hari mulai dari Jumat-Minggu tanggal 19-21 Juli 2024, Jatim Print and Publication Festival (JaPP Fest) menggelar agenda pertama mereka yang diberi tajuk Edisi Pencoba. Pada edisi kali ini, para inisiator ingin membuka ruang untuk merayakan dan mengintip lebih jauh bagaimana perkembangan penerbitan, publikasi, dan distribusi mandiri berjalan selama ini di Jawa Timur. Kota Blitar yang berada di tengah-tengah bagian Selatan Jawa Timur dipilih menjadi tuan rumah JaPP Fest 2024 Edisi Pencoba ini. Balai Kesenian Istana Gebang dipilih menjadi venue festival.

Dirancang untuk memupuk semangat kolaborasi dan pertukaran ide dalam ekosistem penerbitan mandiri, festival ini menyuguhkan berbagai kegiatan seperti pameran, bazar, lokakarya, diskusi, jalan bersama, dan beragam pertunjukan yang disuguhkan sebagai penutup agenda setiap harinya.
Ragam Kegiatan
Program yang disuguhkan JaPP Fest 2024 ini beragam, di antaranya:
- Pameran & Bazar: Pengunjung dapat menjelajahi dan membeli berbagai karya seni cetak, seperti buku, zine, buletin, poster, stiker, hingga aksesoris. Pameran dan bazaar diikuti oleh sembilan pelapak dan 38 kontributor yang terdiri dari kolektif dan komunitas di sekitar Jawa Timur yang bergerak di bidang penerbitan dan percetakan independen produk seni dan literasi.
- Program Publik: Lokakarya yang menarik seperti menjilid buku (book binding) mandiri, diskusi tentang sejarah zine di Jawa Timur, dan diskusi mengenai peluang dan tantangan penerbitan mandiri menjadi sorotan. Sesi-sesi ini dirancang untuk menginspirasi dan mendidik para peserta tentang berbagai aspek budaya cetak.
- Pertunjukan Budaya: Untuk memeriahkan gelaran festival, JaPP Fest menampilkan live music, pembacaan puisi, visual mapping, dan penampilan DJ yang disuguhkan di akhir agenda setiap harinya.
Komunitas dan Kolaborasi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa JaPP Fest dirancang untuk memupuk semangat kolaborasi dan pertukaran ide dalam ekosistem penerbitan mandiri, berbagai kolektif dan penerbit dari berbagai kota di Jawa Timur turut berpartisipasi. Di sini, terjadi interaksi antara para pelapak dan penyelenggara acara dengan para pengunjung yang datang. Baik para pengunjung maupun para pelapak, masing-masing terlihat antusias ketika berinteraksi.
Beberapa kolektif dan komunitas yang turut serta menjadi Pelapak dalam JaPP Fest, di antaranya:
- Buku Buka (Blitar): Toko buku independen dan reseller lokal, menawarkan berbagai judul fiksi dan non-fiksi.
- Gulkar Press (Tulungagung): Sebuah lini publikasi dari Gulung Tukar yang dikenal dengan proyek penerbitan kolaboratif dan arsip materi budaya lokal.
- Omah CAM (Blitar): Komunitas yang awalnya berfokus pada seni rupa di ruang alternatif, namun kini juga mencakup berbagai bidang kesenian serta produksi merchandise. Sejak 2018, komunitas ini menjadi forum kolaborasi lintas generasi, disiplin ilmu, dan daerah.
- Paguyuban Literasi Malang: Sebuah komunitas literasi di Kota Malang yang mengarsipkan produk-produk dan kegiatan literasi dari berbagai komunitas.
- Ruang Arka (Probolinggo): Sebuah kolektif seni dan ruang alternatif di Probolinggo. Mereka telah mengadakan pameran seni dan workshop dengan seniman lokal, musisi, penulis, dan lain-lain. Saat ini, mereka sedang mengembangkan program rutin acara kreatif dan seni.
- Tualang Buku (Tulungagung) dan Tulung Baca (Tulungagung): Inisiatif-inisiatif ini menekankan akses masyarakat terhadap literatur melalui gerai buku keliling dan perpustakaan jalanan.
- Serikat Suket (Trenggalek): Aktif dalam pelestarian seni dan budaya melalui pameran dan pertunjukan.
- Tulung Baca (Tulungagung): Perpustakaan jalanan yang rutin melapak buku di UIN 1 Tulungagung setiap hari Kamis dan di alun-alun Tulungagung setiap hari Minggu. Buku-buku yang mereka bawa dapat dibaca gratis atau dipinjam tanpa prosedur rumit.






Sementara kontributor yang berpartisipasi di antaranya ada Akarrimba (Jombang), Aksi Kamisan Kediri, Anggarvino (Tulungagung), Asal Kelihatan (Yogyakarta), Asri Kolaj (Malang), Baca Jombang (Jombang), Bara Books (Kediri), Buku Buka (Blitar), Chintya Purida (Kediri), Club Animasi (Kediri), Gelaran Buku Jambu (Kediri), Gentar Oi (Tulungagung), Hanna (Sleman), Hysteria (Semarang), Jalan Gembira (Yogyakarta), Kakofoni (Tulungagung), Kelas Pagi Kediri, Kelompok Puisi Kata Pengantar (kp kp) & kpkpress (Malang), Komune TerAksara (Samarinda), LPM Aksara (Tulungagung), LPM Al-Millah (Ponorogo), Maara Books (Jember), Muara Books (Kediri), PAP (Ponorogo), Piring Tirbing (Yogyakarta), RiotKlab (Malang), Risak Zine (Tulungagung), Rusamenjana Books (Ponorogo), Sanggar Minat (Malang), Sisa Kertas Zine & Punkbacot (Sidoarjo), Sokong! Publish (Yogyakarta), Solidaritas Pangan Jogja, Sudut Kalisat (Jember), Tanglok Art Forum (Sampang), Wajan Pustaka (Trenggalek), dan WallWullStreet (Trenggalek).
Sorotan Hari Pertama
Selesai pembukaan festival pada pukul 15.30, sekitar pukul 16.30 para pengunjung disambut live DJ bersama DJ Dubidu. DJ set berlokasi di samping Balai Kesenian tempat pameran dan bazar berlangsung.

Agenda selanjutnya di hari pertama adalah Presentasi dan Diskusi: Sejarah dan Eksistensi Zine di Jawa Timur bersama Doni Singadikrama sekitar pukul 19.00 – 20.30. Doni Singadikrama adalah seorang ilustrator, desainer grafis, dan penulis asal Wonosobo. Pada tahun 2021, pendiri Blurg! Magazine ini menulis buku berjudul “Buku dari Ruang Keseharian” yang diterbitkan oleh Warning Books. Buku ini berisi empat esai yang ditulis oleh penggiat Indicszinepartij. Mulai dari “Sejarah Zine dan Terbitan Mandiri”, “Zine dan Praktik Artistik”, serta “Melihat Zine dan Terbitan Mandiri melalui Prespektif Queer”.




Kemudian, agenda festival hari pertama ditutup dengan kombinasi visual mapping oleh Ridvx dan penampilan live DJ oleh DJ Mike.
Sorotan Hari Kedua



Selain pameran dan bazar yang berlangsung lebih awal dan fleksibel, agenda hari kedua dibuka dengan lokakarya penjilidan buku (book binding workshop) bersama Agnisa Wisesa. Selain menjadi dosen Program Studi Seni Visual di Universitas Negeri Malang, Agnisa juga adalah salah satu inisiator media seni lokal yaitu Malang Art Map. Lokakarya yang hanya bisa diikuti oleh lima peserta ini berlangsung menyenangkan. Selama 90 menit, para peserta mengikuti arahan dari Agnisa dengan serius, tetapi tetap antusias.




Saat hari mulai gelap, sekitar pukul 19.00, agenda kedua hari itu dimulai; Diskusi Panel Peluang dan Tantangan Terbitan Mandiri. Pembicara panel diskusi ini antara lain M. Fikri Zulfikar dari penerbit buku Bara Books, Iwan Tualang dari Toko Buku Tualang, A. Iwan Susilo dari FTBM Provinsi Jawa Timur, dan dimoderatori oleh MasWay.

Usai panel diskusi, agenda dilanjutkan dengan Open Mic Puisi oleh Sam Oemar dan beberapa peserta lain yang berasal dari para pelapak dan kontributor yang hadir seperti Danny Rizky dari Kelompok Puisi Kata Pengantar (kpkp).
Sorotan Hari Ketiga
Agenda hari terakhir gelaran JaPP Fest 2024 dibuka dengan Jalan Gembira Mencoba Kota bersama Amarawati. Amarawati adalah salah satu pendiri Jalan Gembira yang bermula di Yogyakarta sekitar tahun 2016. Kegiatan yang bermula dari kesenangannya akan aktivitas berjalan kaki dan melihat detail kota dengan lebih lamban, semakin lama membuatnya ingin mengajak orang lain untuk turut mencoba pengalaman berjalan kaki berkeliling kota tanpa takut merasa asing karena aktivitas berjalan kaki bukanlah aktivitas yang terkesan menyenangkan bagi mayoritas masyarakat Indonesia.
Jalan Gembira ini diikuti oleh peserta dari beragam usia. Ada yang masih berkuliah dan ada yang sudah berkeluarga sampai membawa turut serta anaknya. Para peserta yang dibimbing oleh Amarawati dan panitia JaPP Fest berkeliling di sekitar area Istana Gebang, Blitar. Sebuah pengalaman menyenangkan untuk menikmati Kota Blitar di sore hari.

Kemudian sekitar pukul 19.00, berlokasi di venue acara, Istana Gebang, agenda selanjutnya berlangsung, yaitu Film Screening and Review Lecture Suplemen FIlm “Untitled (Working Title)” oleh Piring Tirbing. Piring Tirbing adalah sebuah komunitas atau klub sinema dan rumah produksi yang berbasis di Yogyakarta yang berdiri sejak 2016. Mereka fokus dan bergerak dalam hal mengembangkan dan menciptakan karya-karya dari berbagai medium.

Usai film screening, agenda hari terakhir ditutup dengan penampilan Live Acoustic menampilkan Arnet Sund & Khotib Axustix dari Blitar.
Dari Edisi Pencoba ini, para inisiator berharap bisa melihat bagaimana antusiasme baik para komunitas, kolektif, pengunjung, bahkan warga sekitar mengenai gelaran JaPP Fest yang nantinya dapat membantu menentukan ke mana arah agenda JaPP Fest selanjutnya.

Leave a comment