Tanda Mata dari Hanoi dan Kupang,  Gulung Tukar Hadirkan Platform Bertukar Pengalaman 

ART | TULUNGAGUNG | 2024 

Gulung Tukar, komunitas seni budaya multidisiplin yang berbasis di Tulungagung, Jawa Timur, menyelenggarakan Gutuskul: Tanda Mata – Nội Bài El Tari, sebuah acara seni dan budaya yang menyuguhkan talkshow, live music, dan visual mapping. Acara ini akan berlangsung pada Sabtu, 20 April 2024, di Gutuhaus – Serut, Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur. Acara ini dirancang sebagai platform untuk menjembatani berbagai disiplin seni, menghadirkan diskusi santai yang interaktif yang diikuti dengan pertunjukan seni visual dan musik elektronik. Nama acara ini diambil dari dua bandara terkenal, Nội Bài di Hanoi, Vietnam dan El Tari di Kupang, NTT, untuk mencerminkan semangat konektivitas dan pengalaman dari kunjungan ke kota-kota tersebut. 

Acara ini dimulai dengan talkshow yang membagikan cerita dari narasumber yaitu  Benny Widyo, yang  merupakan inisiator dari Gulung Tukar sekaligus koordinator hingga saat ini menjadi salah satu pembicara di Meeting Point 2024 di Hanoi, Vietnam, serta Arantika, Atul, dan Riduwan, tim residensi Gulung Tukar yang terlibat dalam program kolaborasi dan residensi #TimurKeTimor di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dimoderatori oleh Nanda Rahmawati, mereka membagikan pengalaman masing-masing ketika terlibat dalam kegiatan seni budaya di Hanoi dan Kupang.  

Meeting Point 2024 adalah sebuah kegiatan dengan format konferensi yang tujuan utamanya adalah menjadi platform bertemu bagi para pelaku seni budaya terutama di Asia selain untuk membahas tema “Perspectives from the Grassroots” dan sesederhana menjadi wadah untuk bertemu, berkenalan, merawat jejaring yang sudah ada, dan membangun jaringan baru. Di acara ini, Benny Widyo masuk ke dalam grup atau sesi “Hitting Pause: Examining Purpose and Practice”. Berawal dari mendaftar open call di sekitar bulan Mei 2023, kemudian pada bulan Juni diawancara, ia terpilih untuk terlibat, bertemu, dan berbincang sebulan sekali dengan grupnya (yang berisi empat orang seniman dan produser dari Kamini, Fezhah dari Singapore, JeanBaptiste Phou dari Kamboja, dan Misouda dari Laos yang kemudian ditambah kurator-konferensi dari Singapore (Kathy Rowland [ArtsEquator]). Kemudian Benny melakukan presentasi sebanyak dua kali, yaitu secara daring pada 16 Maret dan luring pada hari ketiga Meeting Point (23 Maret) di 282 Workshop, Hanoi, Vietnam. 

Sedangkan untuk program residensi #TimurKeTimor yang dilakukan selama sepuluh hari di Kota Kupang, Gulung Tukar berkolaborasi dengan Skolmus, sebuah komunitas yang berfokus pada edukasi di bidang kolaborasi lintas disiplin ilmu seperti fotografi, videografi, dan upaya pelestarian memori kolektif melalui pengarsipan digital arsip publik. Program kolaborasi ini terjadi karena SkolMus memiliki beberapa persamaan dengan Gulung Tukar di antaranya giat melakukan aktivitas di ranah multimedia dan kerja-kerja pengarsipan. Akan tetapi, Gulung Tukar juga melihat perbedaan seperti—tentu—secara geografis, bahasa, agama, hingga mungkin tahapan keorganisasian SkolMus yang sudah berdiri selama sepuluh tahun lebih sementara Gulung Tukat baru jalan lima tahun. Dari beberapa persamaan dan kemiripan ini, Gulung Tukar ingin menguji coba kerja bersama yang dibayangkan (dan sudah terjadi) akan menghasilkan banyak proses saling belajar dari kedua kelompok ini.  

Selama residensi #TimurKeTimor, terdapat beberapa program residensi yang dilakukan. Pertama, Merekam Kota & Lab. Ingatan Sejak 2020, SkolMus memiliki program festival arsip yang berjudul Merekam Kota. Kedatangan Gulung Tukar bertepatan dengan proses pengarsipan dimulai, sehingga mereka sempat terlibat proses berjalan-jalan di lokasi spesifik penggalian arsip edisi Merekam Kota 2024, yaitu di Kecamatan Kota Raja. Gulung Tukar sembat berbincang dengan salah satu narasumber dan pemilik arsip, yaitu Opa Steven yang sebelumnya bekerja sebagai supir bemo, supir pilot ketika konflik TimTim, dan banyak pekerjaan mengemudi lainnya yang diiringi dengan ketertarikannya pada fotografi sehingga dia selalu membawa kamera-tustelnya dan memotret banyak hal.  

Dari keikutsertaan Gulung Tukar dalam proses pengarsipan itu kemudian berlanjut ke program Lab. Ingatan. Gulung Tukar berdiskusi dengan tim SkolMus untuk merencanakan karya apa (hasil olahan arsip) yang akan dibuat untuk pameran Merekam Kota – Oktober 2024.  

Kemudian lokakarya Fotografi “Tata Mata, Rekam Kota”, yang merupakan lokakarya tentang komposisi fotografi dan memotret di jalanan-ruang publik spesifik. Dilaksanakan selama 3 hari: hari pertama berisi materi, hari kedua yaitu Jalan Gembira (sekaligus hunting foto), hari ketiga editing foto. Output dari lokakarya ini adalah buku foto yang akan dirilis sekitar bulan Juni (sedang proses penyusunan). 

Yang terakhir adalah diskusi tentang Praktik Kuratorial di Lingkungan Komunitas yang dilaksanakan pada hari terakhir Gulung Tukar di Kupang. Rencananya hasil dari residensi ini akan dipamerkan di pameran Gulung Tukar pada bulan September di Tulungagung 

Audiens Gutuskul: Tanda Mata – Nội Bài El Tari dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari pegiat seni, komunitas kreatif, perwakilan dari beberapa dinas pemerintah lokal, hingga masyarakat umum. Terlihat audiens sangat antusias dan beberapa oorang terlibat berinteraksi dan menanyakan beberapa hal lebih lanjut kepada narasumber. Setelah talkshow selesai, pengunjung disuguhkan dengan pertunjukan visual mapping yang spektakuler, hasil karya peserta workshop Gutuskul: Gerak Pancar Cahaya, diiringi dengan live music dari Ghazy Fawwas & Wildan Ruruh. 

Workshop Gutuskul: Gerak Pancar Cahaya berlangsung selama dua hari pada 16-17 Februari 2024 di Gutuhaus. Hari pertama materi tentang visual jockey oleh Much. Riduwan dan Ghazy Fawwaz. Kemudian di hari kedua tentang projection mapping oleh Digi Arafah. Setelah itu peserta yang berjumlah 14 orang dibagi menjadi 4 kelompok untuk mengerjakan proyek visual geraknya untuk ditampilkan dalam program Tanda Mata pertama ini. Peserta workshop terbuka untuk semua orang. Tidak ada basic skill set tertentu yang harus dimiliki sebelumnya, yang penting pendaftar punya ketertarikan pada seni visual terutama visual gerak. 

Benny, seorang seniman, kurator, dan produser yang juga merupakan koordinator dari Gulung Tukar menyoroti pentingnya acara ini dalam menjalin koneksi dan mendorong kolaborasi antar seniman dan komunitas seni. Menurut Benny, “Gutuskul: Tanda Mata adalah kesempatan bagi para seniman dan pecinta seni untuk saling bertemu, berbagi pengalaman, dan menciptakan sesuatu yang baru bersama. Acara ini memberikan ruang bagi semua orang untuk terlibat dalam berbagai perbincangan dan diskusi yang menarik tentang seni dan budaya.” Ia berharap acara ini akan menginspirasi lebih banyak kerja sama antara seniman dan komunitas seni, serta mendorong keterlibatan publik yang lebih luas dalam seni dan budaya. 

Riduwan, seorang seniman dan visual jockey, yang merupakan salah satu mentor dari workshop visual jockey dan projection mapping, berbagi pandangannya tentang bagaimana peserta workshop bekerja sama untuk menghasilkan visual yang kreatif dan menarik. “Teman-teman peserta dibagi dalam beberapa kelompok dan membagi tugas untuk membuat visual, menganimasikannya, dan menyajikannya dalam show hasil dari workshop ini. Visual yang dihasilkan menggabungkan ketertarikan dan karakteristik individu dengan berbagai elemen yang terkait dengan Tulungagung,” kata Riduwan. Visual mapping yang dihasilkan mencerminkan kreativitas dan semangat kerjasama, dan diharapkan memberikan pengalaman yang berkesan bagi para penonton. 

Gutuskul: Tanda Mata – Nội Bài El Tari merupakan program publik pertama Gulung Tukar di tahun 2024, setelah sebelumnya menyelenggarakan berbagai kegiatan pada Februari hingga Maret, termasuk kelas-kelas, workshop, diskusi kelompok terfokus (FGD), dan kolaborasi antar kelompok seni. Acara ini juga menandai dimulainya serangkaian program publik lainnya yang akan datang, yang mencakup berbagai aktivitas seni dan budaya, seperti pameran, pemutaran film, dan berbagai jenis program publik lainnya yang dirancang untuk merayakan dan mempromosikan seni budaya. 

Selain itu, Gulung Tukar juga menawarkan kegiatan lain yang bertujuan untuk mempromosikan seni dan budaya melalui media Gulkar Press, yang saat ini memiliki dua rubrik: “Suar” untuk liputan seni dan budaya, serta “Cerita Akar Cipta” untuk menceritakan arsip. Gulung Tukar juga memiliki program bernama Kopisinema, yang diadakan dua kali sebulan, dengan satu sesi di Gutuhaus dan sesi lainnya berpindah dari satu warung kopi ke warung kopi lainnya. Program-program ini memberikan ruang bagi komunitas seni untuk berkembang dan memberikan peluang bagi para seniman dan pencinta seni untuk berkumpul dan berbagi. 

Gutuskul: Tanda Mata – Nội Bài El Tari diharapkan menjadi titik awal dari rangkaian acara yang akan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk merasakan kekayaan seni dan budaya, serta mendorong kreativitas dan kolaborasi di antara para seniman. Dengan acara ini, Gulung Tukar ingin menciptakan ruang yang inklusif dan ramah bagi semua orang untuk menikmati seni dan budaya, serta membuka peluang untuk pertumbuhan dan kerjasama di masa depan.